Opini dalam kamus berarti pendapat. Jadi, kalimat opini
adalah kalimat yang mengemukakan penilaian, pertimbangan pendapat
seseorang. Menurut Keraf (1985) opini atau pendapat sebenarnya
penilaian, pertimbangan, kesimpulan, dan keyakinan akan suatui kenyataan
atau fakta. Opini dapat juga disebut sebagai pikiran atau pendapatt
seseorang tentang suatu hal. Opini dapat dilacak dengan kata tanya
bagaimana.
Contoh 1
Tugas menteri keuangan yang baru jelas tidak ringan. Tekanan berat
berasal dari besarnya subsidi bahan bakar minyak. Pemerintah hingga hari
ini belum juga memutuskan berapa besaran subsidi langsung yang ada
dipertahankan dan berapa besar alokasi dana bantuan langsung pada
masyarakat untuk mengurangi dampak kenaikan BBM. (Kompas, Rabu, 15 Mei 2012)
Kutipan di atas diambil dari tajuk rencana atau editorial. Tajuk
rencana merupakan salah satu kolom yang sangat penting dalam dunia
penerbitan surat kabar atau majalah bahkan media elektonik. Dalam
penerbitan surat kabar yang bersifat harian maka tajuk rencana membahas
suatu hal yang dianggap paling menarik hari ini. Hal yang paling menyita
perhatian publik. Tajuk rencana ditulis oleh tim redaksi surat kabar
atau majalah itu. Sebuah tim yang terdiri atas beberapa orang jadi bukan
oleh seseorang. Dalam majalah yang terbit mingguan maka tajuk rencana
ditulis berdasarkan hal-hal yang menarik pada minggu-minggu tersebut.
Peristiwa yang besar, menjadi perhatian semua orang biasanya bertahan
sampai berminggu-minggu dalam hal ini tema tajuk rencana tetap per
minggu dan berbeda. Jadi, tidak berlaku berminggu-minggu meskipun berita
besar itu bertahan sebulan. Tajuk pada contoh 1 membahas tentang
betapa beratnya tugas menteri keuangan yang baru.
Contoh 2
Diskusi tentang konsep pembangunan nasional menyeluruh berbasis iptek (
pro- iptek) telah banyak diungkap dalam literatur Bank Dunia, misalnya
pada tahun 1980-an pernah menekankan pentingnya konsep ”people centered
development” sebagai cetak biru pembangunan nasional menyeluruh yang
perlu diimplemantasikan. Namun dalam perjalanannya, konsep pembanguan
nasional ini tersingkir karena pertimbangan bahwa keunggulan komparatif
negeri ini lebih banyak pada kekayaan sumber daya alam daripada kualitas
sumber daya manusia. ( Kompas, 16 Mei, 2013)
Berdasarkan kutipan tajuk di atas ternyata untuk beropini seseorang
harus mempunyai data terlebih dulu agar opini itu dapat dipercaya.
Dengan kata lain tidak sekedar berpendapat.Jadi, beropini memang tidak
dapat dilepaskan dari fakta. Opini akan dipercaya jika didukung fakta,
Pada contoh ke-2 diatas opininya adalah konsep pembangunan berbasis
manusia tersisih karena pertimbangannya keunggulan negeri ini pada
sumber daya alam bukan sumber daya manusia. Adapun fakta untuk
mendukung opini di atas yaitu tahun 1980-an Bank Dunia punya konsep
pembangunan berbasis manusia.
2 komentar:
terima kasih pak, materinya bagus. alhamdulillah saya jadi bisa membedakan opini dengan fakta.
Alhamdulillah,..Bpk senang bisa membantu farida...
Posting Komentar