Siswa dapat mencatat pokok-pokok isi laporan
Para, kalian pernah mendengar siaran berita di radio? Jika pernah, adakah informasi baru yang bisa dipetik oleh kalian dari fakta-fakta seputar informasi terbaru yang disampaikan sang penyiar? Setiap hari kita sering menemukan informasi-informasi baru baik melalui tontonan televisi, siaran radio, atau laporan berbentuk bacaan.
Kebetulan kali ini, kita akan mempelajari bagaimana mencatat pokok-pokok isi laporan. Laporan sendiri merupakan alat resmi untuk menyampaikan informasi faktual atau benar-benar terjadi tentang sesuatu atau kegiatan. Laporan berisi berbagai tujuan, misalnya untuk mengatasi masalah, mengambil keputusan yang lebih efektif, mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah, atau mengadakan pengawasan dan perbaikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), laporan berarti berita. Dengan kata lain, Berita adalah peristiwa atau kejadian yang telah dilaporkan. Bersifat faktual dan menarik perhatian khalayak.
Pokok-pokok isi laporan itu dapat berupa fakta dan opini, seperti telah kita pelajari di dua pertemuan sebelumnya.
Informasi yang terdapat dalam laporan disebut pokok-pokok isi laporan. Laporan yang baik biasanya mengandung kriteria: 5 W + 1 H. Apa saja unsur-unsur tersebut?
Kriteria: 5 W + 1 H
b. Who (Siapa yang menjadi subjek atau objeknya?)
c. When (Kapan peristiwa itu terjadi?)
d. Where (Di mana peristiwa itu terjadi?)
e. Why (Mengapa peristiwa itu terjadi?)
f. How (Bagaimana peristiwa itu terjadi?)
Perhatikan laporan berita berikut!
Sehari jelang pertemuan Kepala Negara se-Asia-Afrika pada gebyar rangkaian acara Konfresi Asia Afrika di Bandung, Minggu (26/4), terjadi kemacetan parah di sepanjang jalur Jakarta-Puncak-Bandung. Kemacetan tersebut disebabkan oleh tingginya volume kendaraan di akhir pekan, baik dari Jakarta ke Bandung, maupun sebaliknya. Kondisi itu diperparah dengan sistem buka tutup oleh pihak kepolisian. Para warga yang hendak berakhir pekan ke Bandung sampai harus mengurungkan niatnya karena parahnya kemacetan.
Jalur Puncak memang langganan sistem buka tutup jalan setiap akhir pekan, apalagi berbarengan dengan even besar Konfrensi Asia Afrika. Mobil-mobil yang hendak melewati jalur puncak harus menunggu sampai 2-3 jam dalam satu giliran jalan. Setidaknya, cara mengurai kemacetan seperti itu masih digunakan oleh kepolisian sampai dibangun akses-akses jalan lain, selain puncak. Selain sistem buka tutup, kepolisian resort Bogor juga menyarankan mengambil alternatif jalan Sukabumi untuk mobil-mobil kecil.
Analisis pokok-pokok isi laporan
“Telah terjadi kemacetan parah yang dialami oleh para warga yang hendak berlibur di Jalur Puncak pada hari Minggu (26/4). Warga-warga tersebut terpaksa harus menunggu 2-3 jam sekali jalan karena sistem buka tutup jalan yang diberlakukan oleh kepolisian.”
Dalam penganalisisan, unsur-unsur 5 W (What, Who, When, Where, Why) dapat digunakan untuk mendapatkan data fakta. Sedangkan unsur How untuk mengetahui pendapat atau opini dari bacaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar